Tuesday, July 3, 2012

ADAKAH HATI KITA TELAH MATI?


Anak-anak dan saudara saudari yang dikasihi! Kali ini marilah kita terus menerus menyiasat dengan keadaan hati kita dan berusaha merawat dan mengubatinya.  Kita perlu terus menerus dalam proses tarbiyah Islamiyah tanpa jemu kerana melalui proses tarbiyahlah kita dapat menghidupkan dan menguatkan hati kita.  Apa yang ditulis ini adalah mahasabah saya juga yang merasakan keperluan berhempas pulas dalam bermujahadah mentarbiyyah diri.  Semoga catatan ini memberikan manfaat kepada kita dunia dan lebih lagi di Akhirat.

Muhammad bin Wasi’ yang bergelar Zainur-Qur’an berkata tentang matinya hati:

“Dosa demi dosa membuat hati seseorang mati”

Justeru, ketika seseorang berkata kepada Said Ibn Musayyab bahawa Abdul Malik bin Marwan berkata: 

“Saat ini, aku tidak lagi merasakan kebahagiaan kerana kebajikan yang aku lakukan.  Aku juga tidak lagi merasakan kegelisahan kerana dosa yang aku perbuat”

Maka Said Ibn Musayyab berkata:

“Saat itu hatinya telah mati”

Contoh di atas bukanlah satu-satunya pertanda matinya hati, melainkan masih banyak indikasi lainnya, seperti yang tertera berikut ini:

1. Merasa senang dengan perbuatan dosa dan berusaha menampakkannya

2. Keinginan yang membara untuk berkumpul dengan orang-orang yang selalu berbuat maksiat

3. Merasa tertekan ketika melihat orang-orang yang taat

4. Sentiasa berbuat dosa dan tidak segera bertaubat

5. Tidak lagi merasa sedih dengan hilangnya perbuatan taat

6. Tidak lagi menolak kemungkaran, baik itu dengan tangan lisan, mahupun hatinya


ADAKAH KITA MEREMEHKAN HAK ALLAH SWT ATAS DIRI KITA?

Dosa membuat seorang hamba berani melanggar batasan-batasan yang telah digariskan oleh Allah SWT.  Oleh kerana itu, hatinya selalu condong kepada kemaksiatan, selalu melanggar apa yang telah diharamkan Allah SWT, dan terhapus dari ingatannya semuanya sinonim dengan taubat.

Justeru, ketika Anas bin Malik R.A menyaksikan generasi tabi’in, ia berkata:

“Kalian telah melakukan perbuatan-perbuatan yang di mata kalian amat remeh dibandingkan halusnya rambut, sedangkan di zaman Rasulullah SAW kami menganggap perbuatan-perbuatan tersebut termasuk dosa besar”

Anas bin Malik R.A mengatakan hal tersebut kerana keimanan para sahabat jauh dari kotoran yang menutup pandangan mereka.  Sehingga mereka mengetahui keagungan Allah SWT.  Oleh itu salah satu dari mereka mengingatkanmu:

“Janganlah kamu melihat kecilnya maksiat namun lihatlah keagungan Zat (Allah) yang kepada-Nya kamu bermaksiat”

Tompokan dosa demi dosa merupakan usaha licik dan tersusun oleh syaitan dengan tujuan untuk mencabut rasa takut kepada Allah SWT dari hati hamba-Nya, sehingga ia tenggelam dalam kubangan dosa, dan pada akhirnya membuat hatinya mati serta tidak mampu merasakan apa-apa lagi.

ADAKAH KITA TERGOLONG SEBAGAI MUNAFIK ATAU MUKMIN

Abdullah bin Mas’ud R.A berkata:

“Seorang mukmin sejati, melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menghempap dirinya, sedangkan orang jahat melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya, seraya berkata: ‘Seperti ini saja’.  Maka terbanglah lalat tersebut”


Rasulullah memerintahkan kita untuk mengikuti nasihat-nasihat Ibnu Mas’ud.  Rasulullah SAW bersabda:

“Apa yang diucapkan oleh Ibnu Mas’ud dariku, maka percayailah (terimalah)

Kita semua melaksanakan perintah Rasulullah SAW, untuk menerima apa yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud. Dr Khalid Abu Syadi bertanya:

“Bagaimana kamu memandang dosa-dosamu?  Apakah kamu memandangnya bagaikan gunung yang akan menghempap dirimu atau lalat yang hinggap dihidungmu?”

Sebenarnya kitalah yang akan menentukan selamat atau tidaknya diri kita di dunia dan akhirat.  Semakin besar tompokan dosa dalam hati kita semakin hinalah kita di hadapan Allah SWT.  Semakin hina kita rasakan diri kita di hadapan Allah SWT maka semakin mulialah kita di sisi-Nya.  Marilah kita agungkanlah Allah SWT dalam qalbu kita dan akan kita rasai beratnya dosa.  Ini akan membawa kita menjadi mukmin yang sejati.  Namun jika kita meremehkan dosa-dosa, kita bimbangi nama-nama kita akan dicatat dalam senarai orang-orang munafik.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tiada Ilah selain-Mu, aku berada dalam genggaman janji-Mu dan ancaman-Mu menurut kehendak-Mu.  Aku berlindung kepada-mu dari kejelekan yang aku lakukan.  Aku mengakui nikmat-Mu ke atasku dan aku telah melakukan dosa, maka ampunilah aku dan sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau” 

(HR Bukhari)

Jika ingin mendapatkan manfaat yang terperinci anda boleh membaca buku tulisan Dr Khalid Abu Syadi bertajuk ‘Ketika Allah Berbahagia’ terbitan Gema Insani Press.

No comments:

Post a Comment

SILA KOMEN DENGAN BERNAS YA KAWAN-KAWAN

(Kiranya golongan yang ingkar masih tidak mahu menerima peringatan yang diberi kepadanya) maka tidak ada lagi yang mereka tunggu melainkan saat kiamat yang akan datang kepada mereka secara mengejut, kerana sesungguhnya telah lahirlah tanda-tanda kedatangannya. Kalaulah demikian, maka bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan yang diberi kepada mereka - apabila saat kiamat itu datang kepada mereka? (Muhammad 47:18)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...